ثُمَّ
قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ اَوْ اَشَدُّ
قَسْوَةً ۗ وَاِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ
مِنْهُ الْاَنْهٰرُ ۗ وَاِنَّ مِنْهَا
لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَآءُ ۗ
وَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ“
Kemudian sesudah itu, hati kamu juga
menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu ada yang
terpancar dan mengalir air sungai daripadanya; dan ada pula
di antaranya yang
pecah-pecah terbelah lalu keluar mata air daripadanya; dan ada juga
di antaranya yang
jatuh ke bawah
kerana takut kepada
Allah; sedang
Allah tidak sekali-kali
lalai daripada apa yang
kamu kerjakan."(QS.
Al-Baqarah 2: Ayat 74)
Allahumma Ya Latif, lembutkanlah hati-hati kami untuk taat kepadaMu dan menjauhi laranganMu. Jangan biarkan hati ini keras seperti batu, sedangkan batu itu juga takut kepadaMu Ya Allah.